Kacang Dede: Oleh-Oleh Lezat dari Kapuas

Gambar
  Penulisan artikel ini dibantu oleh ChatGPT Saat saya mengunjungi Pameran Koperasi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang diselenggarakan di Lapangan Bukit Ngalangkang dalam rangka Ulang Tahun Koperasi ke-77 dan Pertemuan Raya II Kaum Bapak Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Tahun 2024 se-Indonesia di Kuala Kapuas pada hari Kamis, 25 Juli 2024, saya mengunjungi beberapa stand yang ada di sana. Salah satu yang menjadi favorit adalah kacang di atas. Kacang Dede, produk lokal dari Kapuas, menarik perhatian saya dengan kemasannya yang sederhana namun menarik. Kacang ini diproduksi oleh UMKM setempat dan merupakan salah satu oleh-oleh khas Kapuas yang sangat populer. Kacang ini tidak hanya lezat tetapi juga diproduksi dengan standar kualitas yang tinggi, terbukti dengan adanya sertifikasi P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) dengan nomor 216203010098-28. Kacang Dede ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, cocok dinikmati sebagai camilan sehari-hari atau sebagai pendamping

Tragedi dan Penderitaan di Gaza: Sebuah Laporan Mendalam tentang Krisis Kemanusiaan

  1. Situasi Kemanusiaan yang Sangat Sulit: Ditekankan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza sangat menantang, dengan kelangkaan makanan, air terkontaminasi, perpindahan massal, pemboman dan penembakan terus-menerus, rumah sakit yang hancur atau kekurangan obat-obatan dan perlengkapan medis, serta kegagalan komunikasi akibat kerusakan dan pemadaman listrik.
  2. Jumlah Korban Sipil: Lebih dari 26,000 warga sipil Palestina telah meninggal, dengan estimasi 70% adalah perempuan dan anak-anak. Terdapat sekitar 65,000 warga yang terluka, dan 1.7 juta orang terusir dari rumah mereka.
  3. Kerusakan Infrastruktur dan Akses Terbatas ke Kebutuhan Dasar: Lebih dari 70,000 rumah hancur, dengan 90% warga Palestina hidup kurang dari satu kali makan sehari. Hanya satu dari tiga pipa air minum bersih dari Israel yang berfungsi, dan peralatan penyaringan air sering ditolak oleh pemeriksa Israel.
  4. Kondisi Medis yang Mengerikan: Rumah sakit yang masih beroperasi kekurangan obat-obatan dan perlengkapan medis dasar. Laporan tentang luka dalam dan luka bakar akibat fosfor putih, serta trauma pada tulang dan organ internal yang tidak dapat diobati. UNICEF memperkirakan setidaknya seribu anak mengalami amputasi tanpa anestesi.
  5. Pengaruh Terhadap Ibu dan Anak: Peningkatan jumlah keguguran, kelahiran mati, anemia, perdarahan pasca melahirkan, kekurangan gizi pada ibu yang menyebabkan ketidakmampuan menyusui, dan kesulitan menemukan air bersih atau susu formula.
  6. Batasan dan Hambatan dalam Penyampaian Bantuan: Israel telah menetapkan proses inspeksi yang kompleks dan tidak efisien yang membatasi bantuan memasuki Gaza. Proses ini dapat memakan waktu lebih dari seminggu dari pengisian truk hingga pengiriman bantuan ke Gaza, dengan banyak truk yang berisi bantuan ditolak atau dipersulit prosesnya.
  7. Kegagalan dalam Proses De-konflik dan Inspeksi: Pengiriman bantuan dihalangi oleh kegagalan dalam mendirikan proses de-konflik yang memungkinkan pengiriman bantuan dengan aman, serta kebijakan inspeksi yang menyulitkan yang membatasi bantuan kemanusiaan yang masuk.
  8. Tanggung Jawab Internasional dan Tindakan yang Diusulkan: Disoroti pentingnya tanggung jawab internasional, terutama dari Amerika Serikat, untuk menggunakan pengaruhnya guna mengurangi kerugian sipil dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Dicetuskan ide penggunaan aset AS untuk langsung memberikan bantuan makanan, air, dan medis ke Gaza.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan