Family Planning dan Tantangan Kesuburan: Saatnya Merancang Transisi Demografi

Gambar
Di banyak negara berkembang, program Family Planning telah menjadi tulang punggung pembangunan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Namun, pertanyaan strategis mulai muncul: apakah kita sedang menuju krisis kesuburan seperti yang dialami negara maju? Dan jika ya, mengapa belum mulai memikirkan kebijakan pro-natalis sejak sekarang? 🔍 Family Planning: Fondasi Pembangunan, Bukan Tujuan Akhir Program Family Planning bertujuan mengendalikan kelahiran yang tidak diinginkan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan ekonomi. Di negara berkembang seperti Indonesia, manfaat jangka pendek dan menengahnya sangat nyata: keluarga lebih sejahtera, anak-anak lebih sehat, dan negara menikmati bonus demografi. Namun, Family Planning bukanlah kebijakan yang berdiri sendiri. Ia harus dilihat sebagai fase awal dalam siklus kebijakan demografi yang lebih luas. 📉 Negara Maju: Bukti Nyata Sulitnya Membalik Penurunan Kesuburan Negara-negara sepe...

Satu dari Delapan Orang Kini Hidup dengan Obesitas

 

Lebih dari 1 miliar orang di dunia kini hidup dengan obesitas. Di seluruh dunia, prevalensi obesitas pada orang dewasa telah lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1990, dan telah empat kali lipat di antara anak-anak dan remaja (usia 5 hingga 19 tahun).

Negara-negara dengan tingkat gabungan terberat antara kekurangan berat badan dan obesitas pada tahun 2022 adalah negara-negara kepulauan di Pasifik dan Karibia, serta negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Namun, mengonsumsi makanan sehat dan tetap aktif untuk mencegah obesitas tidak mudah bagi semua orang. Di beberapa tempat, akses ke makanan bergizi dan ruang aman untuk aktivitas fisik terbatas. Lantas, apa solusinya?

  • Tindakan untuk mendukung praktik sehat sejak hari pertama, termasuk promosi, perlindungan, dan dukungan pemberian ASI;
  • Regulasi terhadap pemasaran makanan dan minuman yang merugikan kepada anak-anak;
  • Kebijakan makanan dan nutrisi sekolah, termasuk inisiatif untuk mengatur penjualan produk tinggi lemak, gula, dan garam di sekitar sekolah;
  • Kebijakan fiskal dan penetapan harga untuk mendorong diet sehat;
  • Kebijakan pelabelan nutrisi;
  • Kampanye edukasi dan kesadaran publik untuk diet sehat dan olahraga;
  • Standar aktivitas fisik di sekolah; dan
  • Integrasi pencegahan dan pengelolaan obesitas ke dalam layanan kesehatan primer.

Perjuangan melawan obesitas bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga membutuhkan kerjasama lintas sektor dan dukungan kebijakan dari pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung praktik sehat. Dengan pendekatan yang komprehensif dan inklusif, kita dapat berharap untuk melihat penurunan dalam prevalensi obesitas dan peningkatan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Sumber: Health For All Newsletter - 4 Maret 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas