Nana Asma'u: Kisah Inspiratif Perempuan Muslim Afrika Barat

Gambar
Gambar ini hanya ilustrasi Nana Asma'u binti Uthman (1793-1864) adalah seorang cendekiawan Muslim dan penyair ulung dari Sahel, Afrika Barat. Ia putri dari Shaykh Uthman ibn Muhammad ibn Uthman ibn Salih (wafat 1817), yang lebih dikenal sebagai Uthman dan Fodio, pendiri kekhalifahan Sokoto yang kuat dan salah satu ulama terkemuka dalam bidang hukum, sufisme, dan tata pemerintahan di awal era modern. Tumbuh dalam lingkungan yang mencintai puisi, Nana Asma'u memanfaatkan puisi sebagai sarana untuk mengajarkan Al-Qur'an, menyebarkan nilai-nilai Islam, mengenang tokoh-tokoh penting, dan melestarikan sejarah bangsanya. Saudara laki-lakinya, Muhammad Bello, yang menggantikan ayahnya sebagai khalifah, juga menulis banyak karya puisi dan prosa tentang ilmu-ilmu Islam, serta mencatat sejarah suku Fulani, terutama perubahan besar yang terjadi di bawah kepemimpinan ayah mereka. Asma'u hidup di masa revolusioner dan menyaksikan konsolidasi kekhalifahan Sokoto. Ia sosok yang tabah, ...

Yesus: Pria, Utusan, dan Al-Masih

Dalam sejarah agama, sosok Yesus adalah salah satu tokoh yang paling dikenal, dipuja, tetapi juga sering disalahpahami. Hampir dua miliar umat Kristiani dan lebih dari 1,5 miliar umat Muslim percaya pada keberadaan Yesus, tetapi memiliki pandangan yang berbeda mengenai siapa dia sebenarnya. Buku "Jesus: Man, Messenger, Messiah" karya Abu Zakariya mengeksplorasi pandangan ini, menjembatani kesenjangan pemahaman antara Islam dan Kristen, dan menawarkan perspektif Islam tentang Yesus.


Pandangan Islam tentang Yesus

Dalam Islam, Yesus dikenal sebagai Isa Al-Masih, seorang nabi besar dan utusan Allah. Ia dihormati sebagai manusia pilihan yang membawa pesan ilahi kepada umatnya, tetapi bukan Tuhan atau anak Tuhan. Al-Qur'an menjelaskan bahwa Yesus adalah manusia biasa yang diangkat derajatnya oleh Allah, dan ia diberikan mukjizat untuk memperkuat keimanannya.

Islam menolak konsep Trinitas yang mengajarkan bahwa Tuhan adalah satu hakikat dalam tiga pribadi (Bapa, Anak, dan Roh Kudus). Sebaliknya, Islam menegaskan keesaan Allah (Tawhid), yang berarti Allah adalah satu, tidak terbagi, dan tidak memiliki sekutu. Pandangan ini berakar pada keyakinan bahwa Tuhan tidak membutuhkan bantuan atau inkarnasi untuk mengatur ciptaan-Nya.


Yesus dalam Kristen

Buku ini juga menjelaskan evolusi konsep tentang Yesus dalam Kekristenan. Dalam ajaran awal, banyak kelompok Kristen memiliki pandangan yang beragam mengenai siapa Yesus. Sebagian percaya bahwa Yesus adalah sepenuhnya manusia, sementara lainnya menganggapnya sebagai sepenuhnya ilahi. Ada juga kelompok yang meyakini bahwa Yesus adalah gabungan dari sifat manusia dan ilahi.

Konsep Trinitas, yang saat ini menjadi doktrin utama dalam Kekristenan, tidak berkembang hingga beberapa abad setelah kematian Yesus. Konsili Nicea tahun 325 M adalah titik balik ketika Trinitas mulai diformalkan, didorong oleh peran politik Kaisar Konstantinus. Namun, doktrin ini tetap menuai perdebatan hingga Konsili Konstantinopel pada tahun 381 M dan Konsili Kalsedon pada tahun 451 M.


Kesimpulan

Melalui buku ini, Abu Zakariya mengajak pembaca untuk berpikir kritis tentang keyakinan mereka dan menggali kebenaran secara objektif. Ia menekankan pentingnya menggunakan akal dan penalaran dalam memahami agama. Baginya, Yesus adalah sosok yang menginspirasi, tetapi pesan sejatinya harus dipahami melalui wahyu yang murni.

Bagi umat Muslim, memahami pandangan Kristen tentang Yesus adalah langkah penting untuk memperkuat dialog antaragama. Sebaliknya, bagi umat Kristiani, memahami pandangan Islam dapat membantu mengurangi kesalahpahaman dan menciptakan hubungan yang lebih harmonis.

Sumber: https://iera.org/wp-content/uploads/2024/10/jesus-man-messenger-messiah-abu-zakariya.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan