Memahami Pandangan Islam terhadap LGBT: Antara Kasih Sayang dan Keteguhan Prinsip

Gambar
Dalam beberapa tahun terakhir, pembicaraan seputar LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) semakin mengemuka, tidak hanya di media dan lembaga internasional, tetapi juga sampai ke ruang-ruang pribadi kita. Tak terkecuali di lingkungan masyarakat Muslim, termasuk di Kapuas, isu ini mulai mengundang diskusi serius, bahkan kebingungan. Bagaimana seharusnya umat Islam menyikapi isu LGBT? Apakah kita harus marah, menolak mentah-mentah, atau justru membiarkan begitu saja? Artikel ini mencoba merangkum pandangan Islam secara seimbang: tegas dalam prinsip, namun lembut dalam pendekatan. 1. Islam Melarang Perilaku, Bukan Membenci Manusia Islam sangat menjunjung tinggi akhlak kasih sayang. Namun dalam hal perilaku seksual, agama kita memiliki batas yang jelas. Islam melarang hubungan sesama jenis , sebagaimana juga melarang hubungan di luar nikah antara laki-laki dan perempuan. Ini bukan soal benci, tapi soal menjaga tatanan kehidupan yang sehat , termasuk keluarga, keturunan, dan ma...

Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW: Menyemai Hikmah dan Kecintaan Kepada Allah

Pada hari Rabu, 15 Januari 2025, Langgar Al-Inayah yang berlokasi di Jl. Kapten Pierre Tendean Gg. 9a, Kuala Kapuas, menjadi saksi pelaksanaan kegiatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini dimulai selepas shalat Isya dengan lantunan merdu Maulid Habsyi yang dibawakan oleh Nurul Muhibbin, dipimpin oleh Bapak Abdul Majid dari Basarang Km. 3.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Guru Ahmad, yang mengalunkan Surat Al-Isra ayat 1-7. Setelah itu, sambutan dari Ketua Panitia, Guru Nanang Zaini, membuka jalan menuju acara utama: nasehat agama yang disampaikan oleh Habib Zaky bin Ahmad Maulakhelah.

Hikmah Isra' Mi'raj: Memaknai Kewajiban Shalat

Dalam ceramahnya, Habib Zaky mengingatkan jamaah tentang makna dan hikmah di balik Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Salah satu momen penting dalam perjalanan tersebut adalah dibelahnya dada Nabi Muhammad SAW untuk diisi dengan hikmah dan dibasuh dengan air zamzam, sebagai persiapan beliau menghadap Allah.

Habib Zaky juga menekankan betapa tingginya kedudukan shalat dalam Islam. Beliau mengingatkan jamaah bahwa:

  • Shalat adalah pembeda antara Muslim dan non-Muslim.
  • Tidak ada uzur yang dapat menggugurkan kewajiban shalat, bahkan saat sakit atau dalam perjalanan sekalipun.

Lebih jauh, beliau menyebutkan dampak meninggalkan shalat, di antaranya:

  1. Kehilangan keberkahan dalam umur.
  2. Hilangnya tanda-tanda orang saleh dari wajah.
  3. Amalan baik tidak mendapatkan pahala.

Habib Zaky juga mencontohkan dedikasi Nabi Muhammad SAW yang melakukan shalat malam hingga kakinya bengkak sebagai wujud syukur beliau kepada Allah.

Pesan Moral: Cinta kepada Nabi dan Wali Allah

Habib Zaky menekankan pentingnya menjaga kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dan menghormati para wali Allah. Beliau menyampaikan bahwa:

  • Kehinaan dapat datang dari sikap kurang ajar kepada wali Allah.
  • Orang yang terhubung dengan orang saleh akan mendapatkan ketenangan dunia dan akhirat.
  • Imam Ghazali mengajarkan bahwa tanda wali yang benar adalah orang alim yang mengamalkan ilmunya.

Beliau juga mengingatkan jamaah untuk menjaga hati dan lisan dari berkata buruk terhadap wali Allah, karena sikap tersebut bisa menjadi tanda terusirnya seseorang dari rahmat Allah.

Menjadikan Isra' Mi'raj Momentum Perbaikan

Kegiatan ini mengajarkan pentingnya menjadikan peringatan Isra' Mi'raj sebagai momentum untuk memperbaiki diri. Habib Zaky mengingatkan bahwa menghadiri haul atau acara keagamaan seperti ini hendaknya disertai niat untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas