Donasi Bencana Puting Beliung di Desa Muara Dadahup, Kapuas

Gambar
  Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PDM Kapuas bersama Lazismu membuka donasi untuk membantu warga terdampak bencana angin puting beliung di Desa Muara Dadahup, Kabupaten Kapuas. Peristiwa ini mengakibatkan 38 unit rumah rusak dan 43 kepala keluarga terdampak . Untuk itu, masyarakat diajak menyalurkan donasi sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas terhadap para korban. Donasi dapat disalurkan melalui rekening: BRI 3431.01.023648-53-8 a.n. Sri Agustina Konfirmasi transfer: 0853-8856-9947 Bantuan akan diserahkan langsung pada 7 September 2025 . Selain itu, bagi tenaga kesehatan maupun mahasiswa yang turut berdonasi, tersedia e-sertifikat pengabdian masyarakat . Mari bersama kita ringankan beban saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah.

Psikologi Kekayaan dalam Perspektif Islam

Pendahuluan

Kekayaan sering kali menjadi ujian terbesar bagi umat manusia. Dalam perspektif Islam, kekayaan tidak hanya dianggap sebagai aset materi, tetapi juga amanah dari Allah yang harus dikelola dengan bijaksana. Islam menawarkan pendekatan holistik terhadap kekayaan yang melibatkan dimensi spiritual, ekonomi, dan sosial untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Perbedaan Paradigma Ekonomi Islam dan Kapitalisme
Kapitalisme, yang didasarkan pada ekonomi neoklasik, menekankan kepentingan pribadi dan kepemilikan individu. Sebaliknya, Islam melihat kekayaan sebagai titipan Allah. Prinsip dasar Islam mengajarkan bahwa kekayaan harus digunakan untuk kemaslahatan umat, termasuk zakat, sedekah, dan investasi yang sesuai syariah. Dalam Islam, kesuksesan tidak diukur dari jumlah kekayaan, tetapi dari seberapa bermanfaat kekayaan tersebut bagi orang lain.

Prinsip-Prinsip Kekayaan dalam Islam

  1. Kepemilikan Amanah
    Dalam Islam, Allah adalah pemilik sejati kekayaan, dan manusia hanya menjadi pengelola. Al-Qur'an menegaskan, “Berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, serta infakkanlah sebagian dari harta yang Allah telah titipkan kepadamu.” (QS. Al-Hadid: 7).

  2. Keseimbangan dalam Pengelolaan Kekayaan
    Islam mendorong umatnya untuk bersikap moderat dalam pengeluaran. Tidak boros, tetapi juga tidak kikir. Dalam QS. Al-Furqan: 67, Allah berfirman, “Mereka yang, ketika membelanjakan harta, tidak berlebihan dan tidak pula kikir, tetapi berada di antara keduanya.”

  3. Investasi untuk Dunia dan Akhirat
    Investasi dalam Islam bukan hanya tentang meningkatkan kekayaan duniawi, tetapi juga menyiapkan tabungan untuk akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda, “Kekayaan sejati adalah kekayaan hati, bukan kekayaan materi.”

Bias Spiritual dan Cara Mengatasinya
Salah satu tantangan terbesar dalam mengelola kekayaan adalah mengatasi rasa takut akan kekurangan (scarcity mindset). Islam memberikan solusi dengan menanamkan rasa syukur dan keyakinan pada rezeki Allah. Dalam QS. Al-Baqarah: 268, Allah berfirman, “Setan menjanjikan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan, sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya.”

Rahasia Keberkahan (Barakah)
Islam mengajarkan bahwa keberkahan adalah kunci utama dalam kekayaan. Barakah dapat meningkatkan nilai dan manfaat suatu harta, bahkan dalam jumlah kecil. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sedekah tidak akan mengurangi harta, tetapi akan menambah keberkahannya.”

Kesimpulan

Islam mengajarkan bahwa kekayaan bukanlah tujuan, melainkan alat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Melalui zakat, sedekah, dan pengelolaan kekayaan yang bijaksana, umat Islam diajak untuk memanfaatkan kekayaan sebagai sarana kebaikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Sumber:

Umarji, O. (2021). Psychology of Wealth: An Islamic Perspective on Personal Finance. Yaqeen Institute for Islamic Research. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas