Nana Asma'u: Kisah Inspiratif Perempuan Muslim Afrika Barat

Gambar
Gambar ini hanya ilustrasi Nana Asma'u binti Uthman (1793-1864) adalah seorang cendekiawan Muslim dan penyair ulung dari Sahel, Afrika Barat. Ia putri dari Shaykh Uthman ibn Muhammad ibn Uthman ibn Salih (wafat 1817), yang lebih dikenal sebagai Uthman dan Fodio, pendiri kekhalifahan Sokoto yang kuat dan salah satu ulama terkemuka dalam bidang hukum, sufisme, dan tata pemerintahan di awal era modern. Tumbuh dalam lingkungan yang mencintai puisi, Nana Asma'u memanfaatkan puisi sebagai sarana untuk mengajarkan Al-Qur'an, menyebarkan nilai-nilai Islam, mengenang tokoh-tokoh penting, dan melestarikan sejarah bangsanya. Saudara laki-lakinya, Muhammad Bello, yang menggantikan ayahnya sebagai khalifah, juga menulis banyak karya puisi dan prosa tentang ilmu-ilmu Islam, serta mencatat sejarah suku Fulani, terutama perubahan besar yang terjadi di bawah kepemimpinan ayah mereka. Asma'u hidup di masa revolusioner dan menyaksikan konsolidasi kekhalifahan Sokoto. Ia sosok yang tabah, ...

Psikologi Kekayaan dalam Perspektif Islam

Pendahuluan

Kekayaan sering kali menjadi ujian terbesar bagi umat manusia. Dalam perspektif Islam, kekayaan tidak hanya dianggap sebagai aset materi, tetapi juga amanah dari Allah yang harus dikelola dengan bijaksana. Islam menawarkan pendekatan holistik terhadap kekayaan yang melibatkan dimensi spiritual, ekonomi, dan sosial untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Perbedaan Paradigma Ekonomi Islam dan Kapitalisme
Kapitalisme, yang didasarkan pada ekonomi neoklasik, menekankan kepentingan pribadi dan kepemilikan individu. Sebaliknya, Islam melihat kekayaan sebagai titipan Allah. Prinsip dasar Islam mengajarkan bahwa kekayaan harus digunakan untuk kemaslahatan umat, termasuk zakat, sedekah, dan investasi yang sesuai syariah. Dalam Islam, kesuksesan tidak diukur dari jumlah kekayaan, tetapi dari seberapa bermanfaat kekayaan tersebut bagi orang lain.

Prinsip-Prinsip Kekayaan dalam Islam

  1. Kepemilikan Amanah
    Dalam Islam, Allah adalah pemilik sejati kekayaan, dan manusia hanya menjadi pengelola. Al-Qur'an menegaskan, “Berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, serta infakkanlah sebagian dari harta yang Allah telah titipkan kepadamu.” (QS. Al-Hadid: 7).

  2. Keseimbangan dalam Pengelolaan Kekayaan
    Islam mendorong umatnya untuk bersikap moderat dalam pengeluaran. Tidak boros, tetapi juga tidak kikir. Dalam QS. Al-Furqan: 67, Allah berfirman, “Mereka yang, ketika membelanjakan harta, tidak berlebihan dan tidak pula kikir, tetapi berada di antara keduanya.”

  3. Investasi untuk Dunia dan Akhirat
    Investasi dalam Islam bukan hanya tentang meningkatkan kekayaan duniawi, tetapi juga menyiapkan tabungan untuk akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda, “Kekayaan sejati adalah kekayaan hati, bukan kekayaan materi.”

Bias Spiritual dan Cara Mengatasinya
Salah satu tantangan terbesar dalam mengelola kekayaan adalah mengatasi rasa takut akan kekurangan (scarcity mindset). Islam memberikan solusi dengan menanamkan rasa syukur dan keyakinan pada rezeki Allah. Dalam QS. Al-Baqarah: 268, Allah berfirman, “Setan menjanjikan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan, sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya.”

Rahasia Keberkahan (Barakah)
Islam mengajarkan bahwa keberkahan adalah kunci utama dalam kekayaan. Barakah dapat meningkatkan nilai dan manfaat suatu harta, bahkan dalam jumlah kecil. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sedekah tidak akan mengurangi harta, tetapi akan menambah keberkahannya.”

Kesimpulan

Islam mengajarkan bahwa kekayaan bukanlah tujuan, melainkan alat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Melalui zakat, sedekah, dan pengelolaan kekayaan yang bijaksana, umat Islam diajak untuk memanfaatkan kekayaan sebagai sarana kebaikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Sumber:

Umarji, O. (2021). Psychology of Wealth: An Islamic Perspective on Personal Finance. Yaqeen Institute for Islamic Research. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan