Suheir Barghouthi: Sang Ibu Baja dari Palestina

Gambar
  Di tengah penderitaan panjang rakyat Palestina, nama Suheir Barghouthi, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Um Asef, bersinar sebagai simbol keteguhan, kasih sayang, dan keberanian. Dalam episode keempat Freedom Breakers yang tayang 8 Juli 2025, kisah hidupnya disampaikan secara mendalam—sebuah narasi yang menggambarkan kekuatan perempuan Palestina yang hidup di bawah bayang-bayang penjajahan. Suheir bukan hanya istri dari Omar Barghouthi, pejuang yang divonis seumur hidup oleh Israel dan dibebaskan melalui pertukaran tawanan. Ia adalah ibu dari Asem, yang kini menjalani hukuman penjara seumur hidup, dan Saleh, putranya yang gugur sebagai syuhada dan hingga kini jasadnya masih ditahan oleh Israel. Suheir sendiri telah mengalami tiga kali penahanan, terakhir dibebaskan melalui kesepakatan pertukaran tawanan tahun 2024. Ia menghidupi peran sebagai istri, ibu, dan nenek dalam suasana penindasan, kehilangan, dan ketidakpastian. Namun ketegarannya tak pernah pudar. Suheir membesar...

Bincang-bincang dengan Bapak Erliansyah (Ketua Sanggar Tari Tingang Menteng Panunjung Tarung)

Courtesy of Erliansyah Narpan M Apol, Amd
Perbincangan ini berlangsung di rumah adat, Jl. Melati, Kuala Kapuas pada pukul 10.30 - 11.15 WIB. Kunjungan ke sanggar ini menindaklanjuti kunjungan ke rumah betang yang lalu dan juga menanggapi komentar di Facebook tentang sanggar ini.

Ketika admin sampai ke sanggar ini, mereka sedang latihan Tari Tabuk Tiwah, sebuah tarian yang menggambarkan tentang pesta yang diselenggarakan setelah selesainya ritual tiwah.

Latihan tari Tabuk Tiwah
Tarian ini hanya menggambarkan sebagian saja dari prosesi tiwah. Latihan ini dilakukan sebagai persiapan penampilan di Bali pada akhir September ini. Dalam kegiatan di Bali nanti sanggar ini akan menampilkan tiga buah tarian yaitu Tari Tabuk Tiwah, Tari Sababuka dan Tari Mandau.

Tari Sababuka menggambarkan sifat orang dayak yang ramah dan suka menolong. Tapi karena sifat malu-nya mereka menolong orang dengan menggunakan topeng yang disebut sebagai "sabuka". Tarian ini pernah ditampilkan di Istana Negara dalam acara Coffee Morning yang diikuti oleh bapak presiden beserta ibu dan semua duta besar negara sahabat yang berada di Indonesia. Sanggar ini merupakan sanggar pertama dari Kalimantan yang pernah mendapat kehormatan untuk tampil di istana negara.

Sanggar tari ini awalnya bernama Tingang Menteng. Setelah pendiri dari sanggar ini meninggal dunia pada tahun 1986, sanggar ini sempat vakum. Baru pada tahun 2002 sanggar ini kembali tampil dengan nama baru Tingang Menteng Panunjung Tarung. Sanggar ini dibina oleh pemerintah daerah, khususnya oleh Ibu Bupati dan Ibu Sekda Kapuas. Meskipun demikian sanggar ini tetap menjalin hubungan dengan berbagai "event organizer" di seluruh nusantara untuk melihat berbagai peluang untuk bisa memperkenalkan tarian khas Kalteng kepada dunia.

Sanggar yang diketuai oleh Bapak Erliansyah Narpan M Apol, Amd, ini berhadap peran Pemerintah Daerah dalam pembinaan seni tari di Kabupaten Kapuas bisa lebih besar lagi mengingat kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Kapuas.

Komentar

  1. yandi n dandy forever16 Desember, 2010 15:23

    asyik kebali............horeeeeeeeee

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas