Family Planning dan Tantangan Kesuburan: Saatnya Merancang Transisi Demografi
Di banyak negara berkembang, program Family Planning telah menjadi tulang punggung pembangunan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Namun, pertanyaan strategis mulai muncul: apakah kita sedang menuju krisis kesuburan seperti yang dialami negara maju? Dan jika ya, mengapa belum mulai memikirkan kebijakan pro-natalis sejak sekarang? 🔍 Family Planning: Fondasi Pembangunan, Bukan Tujuan Akhir Program Family Planning bertujuan mengendalikan kelahiran yang tidak diinginkan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan ekonomi. Di negara berkembang seperti Indonesia, manfaat jangka pendek dan menengahnya sangat nyata: keluarga lebih sejahtera, anak-anak lebih sehat, dan negara menikmati bonus demografi. Namun, Family Planning bukanlah kebijakan yang berdiri sendiri. Ia harus dilihat sebagai fase awal dalam siklus kebijakan demografi yang lebih luas. 📉 Negara Maju: Bukti Nyata Sulitnya Membalik Penurunan Kesuburan Negara-negara sepe...
Sayang ya, padahal menurut cerita bapak saya Eko Sudihanto, dulu ketika bapak menjadi salah seorang guru perdana di sekolah ini sering bercerita, betapa sekolah ini menjadi sekolah yang dibanggakannya dan dicari oleh siswa hingga saat itu sekolah dikirimi siswa dari luar Kapuas.
BalasHapusBapakku cerita bahwa saat dikirim ke Kapuas beliau harus mengajar dengan menjinjing sepatunya untuk dapat sampai ke tempat mengajarnya. Bagaimana saat sekolah ini masih separuh badan, sampai saatnya menerima angkatan pertama, kemudian ikut bertanding lomba dan selalu menang dan menjadi sekolah yang disegani sekolah lain. Terus bagaimana beliau dengan kawan-kawan yang dikirim dari jawa sebagai guru babad alas dan memiliki keinginan besaar untuk mengabdi dan menjadikan sekolah ini nomor satu. Begitu juga saat beliau pergi dengan berat hati tetapi tetap yakin bahwa sekolah ini akan menjadi sekolah besar di Kalimantan Tengah di masa datang.
Saat inipun kalau bercerita tetap bahwa betapa susah waktu itu, tetapi menjadi cerita hidup dari kehidupan yang tidak akan pernah terlupakan sebagai seorang umar bakri yang pernah berjuang di daerah hutan saat itu.
Semoga SMKN 3 Kuala Kapuas dapat bangkit lagi, menata dan mengelola diri mengembalikan kejayaan masa dulu bersama orang-orang saat ini, seperti bapakku yang diusianya kini tetap terus berangkat pagi tak jarang pula subuh, pulang telah larut ikut mengelola SMK Negeri 2 Subang bersama teman-teman seperjuangannya dari Kuala Kapuas dengan cita-cita luhur yang sama. Semoga... Salam kami untuk bapak dan ibu kami yang berjuang saat ini di Kuala Kapuas, dari putera-putera bapak kami. Selamat berjuang, ubahlah kembali SMKN 3 Kuala Kapuas menjadi sekolah termaju.