Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Tempat Pembuangan Akhir - Teluk Palinget

Gundukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terletak di Desa Teluk Palinget, Kecamatan Pulau Petak. TPA ini dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kapuas. Menurut keterangan dari pengelola TPA, seharusnya lokasi TPA berjarak paling tidak 3 kilometer dari perumahan penduduk. Tapi keberadaan TPA ini hanya beberapa ratus meter saja dari rumah penduduk.

Pada awalnya, pengelolaan TPA ini belum berjalan dengan baik, dimana sampah yang berasal dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) masih juga dibuang ke tempat ini. Namun setelah ijin pembuangan dari RPH dihentikan, tidak lagi ditemukan adanya belatung di TPA ini.

TPA ini diperuntukkan bagi sampah rumah tangga. Sehingga sampah medis pun tidak boleh sampai ke tempat ini. Pengelolaan sampah medis merupakan tanggung jawab dari rumah sakit, baik dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) maupun dengan incinerator (pembakaran sampah dengan suhu tinggi).

Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) masih harus digalakkan. Hal ini terjadi karena masih ada warga masyrakat yang membuang sampah ke kolong rumah atau ke sungai. Sampah-sampah yang sampai di TPA akan diseleksi oleh para pemulung yang berasal dari sekitar Desa Teluk Palinget. Jumlah mereka mencapai lebih dari 40 kepala keluarga. Setelah itu barulah sampah-sampai tersebut ditumpuk ditempat yang sudah ditentukan.
Gundukan sampah yang sudah ditutup tanah dan sudah menghijau
Dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, maka pada tahun 2013 tidak boleh lagi ada gunungan sampah. Oleh karena itu pihak TPA sudah mulai menimbun gundukan sampah yang ada dengan tanah dan membuat pipa sehingga gas-nya bisa keluar. Jadi bila sekarang kita berkunjung ke TPA, kita akan mulai berhadap dengan gundukan hijau yang ditengahnya ada pipanya. Menurut keterangan dari pengelola, pada awalnya bila kita menyalakan korek api di depan pipa ini, maka akan terasa gas-nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan