Donasi Bencana Puting Beliung di Desa Muara Dadahup, Kapuas

Gambar
  Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PDM Kapuas bersama Lazismu membuka donasi untuk membantu warga terdampak bencana angin puting beliung di Desa Muara Dadahup, Kabupaten Kapuas. Peristiwa ini mengakibatkan 38 unit rumah rusak dan 43 kepala keluarga terdampak . Untuk itu, masyarakat diajak menyalurkan donasi sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas terhadap para korban. Donasi dapat disalurkan melalui rekening: BRI 3431.01.023648-53-8 a.n. Sri Agustina Konfirmasi transfer: 0853-8856-9947 Bantuan akan diserahkan langsung pada 7 September 2025 . Selain itu, bagi tenaga kesehatan maupun mahasiswa yang turut berdonasi, tersedia e-sertifikat pengabdian masyarakat . Mari bersama kita ringankan beban saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah.

Putra Jawa Barat mengabdi untuk Kapuas

Drg. Irfan
 Namanya drg. Irfan, lulusan FKG Jember tahun 2012, bertugas sebagai dokter PTT sejak 5 bulan yang lalu di Puskesmas Jangkang wilayah sangat terpencil. Meskipun berlatar belakang pendidikan dokter gigi, namun situasi dan kondisi di Puskesmas Jangkang membuatnya harus jadi serba bisa : melayani pasien umum,  loket pendaftaran, apotek, bahkan terkadang membuka dan menutup puskesmas. Membuat pertanggungjawaban BOK pun ikut dijalani beliau untuk membantu pimpinan Puskesmas. Ini karena SDM di Puskesmas yang baru lahir sejak awal 2013 ini sangat sedikit. Di hari libur cuti bersama Natal dan  tahun baru lalu tidak heran pak dokter gigi ini sendirian bertugas di puskesmas. Pimpinan Puskesmas sangat sayang dengan pak dokter gigi ini, karena banyak membantu pelayanan dan urusan administrasi manajemen puskesmas.

Puskesmas Jangkang, Kecamatan Pasak Talawang, Kabupaten Kapuas
Bersama kepala puskesmas, mereka berdua tinggal bertetangga menempati dua buah rumah dinas puskesmas, yang letaknya di samping puskesmas, yang jauh dari pemukiman penduduk. Karena hanya berdua dengan kepala puskesmas, atau bahkan terkadang sendirian, panggilan di tengah malam mau tidak mau dipenuhi juga untuk menolong warga yang membutuhkan. Panggilan bisa dari warga yang tinggalnya dekat, bahkan jauh.

Rumah dinas puskesmas yang ditempati oleh drg. Irfan dan Kepala Puskesmas
Bila malam tiba, pak dokter dan kepala puskesmas sudah terbiasa dengan gelap gulita. Genset hanya dinyalakan sekali-sekali karena harga bahan bakar yang sangat mahal di sana. Jika diperlukan misalnya untuk kerja lembur selesaikan administrasi laporan dengan mengetiknya di laptop dan diprint, barulah genset dinyalakan.  

Nyamuk menjadi teman setia, nyamuk Aedes albopictus dan Anopheles. Pagi, siang, malam, selalu dikerubuti nyamuk, menempel di baju, celana panjang, dahi, dagu, tangan, sudah biasa.
Kalau musim hujan, syukur bisa menampung air hujan untuk keperluan mandi, cuci, kakus, minum, memasak. Jika kemarau, harus turun ke bawah menuju mata air di belakang Puskesmas, terjal sekali, bahaya bisa jatuh. Mesin pompa air untuk menyedot air agar bisa naik ke atas, hilang dicuri orang.

Mata air di belakang puskesmas, jauh di bawah, melewati titian yang terjal.
Itulah sedikit dari keseharian drg. Irfan, putra Jawa Barat yang mengabdi di wilayah sangat terpencil di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja untuk mau mengabdi di daerah sangat terpencil. Semoga menjadi amal ibadah ya Dok ..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas