Sosialisasi Peningkatan Kepatuhan Terhadap Pemenuhan Standar Pelayanan Publik di Lingkungan Kabupaten Kapuas

Gambar
  Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Kepatuhan Terhadap Pemenuhan Standar Pelayanan Publik di Lingkungan Kabupaten Kapuas dilaksanakan pada hari Selasa, 30 April 2024 di aula Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah Kabupaten Kapuas.  Dalam sambutan dari Asisten III, Bapak Ahmad M. Saribi, beliau mengharapkan adanya arahan dari Sekretaris Daerah terkait masalah pembangunan Zona Integritas di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas. Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas, Drs, Septedy, menyampaikan bahwa hasil dari Ombudsman untuk tahun 2023 adalah 82,72. Tapi penilaian KPK, kita berada pada 68,99 padahal target nasional adalah di atas 70. Kita tidak boleh puas dengan kepatuhan di Ombudsman, kita harus meningkatkan satuan pengawasan internal. Beliau bertanya, kalau darah lain bisa, mengapa kita tidak bisa. Mengapa? Masalahnya dimana? Pekerjaan ini adalah pekerjaan kita semua,

Rizal Fountain

Rizal Fountain
Berikut ini adalah terjemahan dari tulisan yang terdapat di Rizal Fountain di Rizal Park, Roxas Boulevard, City of Manila, Filipina:

Kran ini, pada mulanya berada di desa Wilhelmsfeld, Heidelburg, Jerman. Dr. Jose Rizal sering minum dari kran ini, selama beliau tinggal di kota Universitas Jerman, selama musim panas tahun 1886. Dr. Joze Rizal bekerja sebagai asisten dokter, dibawah bimbingan Prof. Dr. Otto Becker di rumah sakit di Heidelburg. Di Wilhemsfeld, Rizal merayakan ulang tahunnya yang ke-25 dan juga menulis bagian akhir dari novelnya “Noli Me Tangere”. Inilah mengapa Wilhelmsfeld sekarang dikenal sebagai “Desa Noli”.

Pancuran ini berada di halaman rumah batu tua, dimana Rizal tinggal sebagai tamu dari teman baiknya Pastor Karl Ullmer. Tahun 1964, penghuni rumah bersejarah tersebut, Pastor Gottlob Weber, memulai pergerakan, bersama dengan Minister Pura Santillan Castrence dan Free Press Staff Artist dan Rizalist Gene Carrera, to meminta pancuran tua tersebut disumbangkan ke Filipina.

Tanggal 30 Desember 1964, saat ulang tahun gugurnya Rizal, pancuran secara resmi diserahkan kepada pemerintah Filipina oleh duta besar Jerman Johann Karl Von Stechow didampingi oleh Sekretaris Menteri Luar Negeri Mauro Mendez.

Relik dari Jerman dibangun disini di Luneta, sebagai “Rizal Fountain”, hadiah dari pemerintah federal Jerman kepada rakyat Filipina, sebagai bukti dari persahabatan kedua negara.

Tahun 1994, renovasi besar-besaran dilakukan melalui sumbangan dari Sir Hans Schooe Koor Supreme Enchequer Order dari Ksatria Rizal, dengan Engr. Edmund M. Tolentino, kemudian Direktur Komite Eksekutif dari Pengembangan Taman Nasional juga memberikan bantuan.


Proyek perbaikan adalah bagian dari visi Presiden Filipina Fidel V. Ramos tahun 2000, yaitu lingkungan yang bersih, hijau dan seimbang secara ekologi. Mantan presiden Fidel V. Ramos, melakukan upacara peresmian kembali pada tanggal 30 Desember 1994.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan