Family Planning dan Tantangan Kesuburan: Saatnya Merancang Transisi Demografi

Gambar
Di banyak negara berkembang, program Family Planning telah menjadi tulang punggung pembangunan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Namun, pertanyaan strategis mulai muncul: apakah kita sedang menuju krisis kesuburan seperti yang dialami negara maju? Dan jika ya, mengapa belum mulai memikirkan kebijakan pro-natalis sejak sekarang? 🔍 Family Planning: Fondasi Pembangunan, Bukan Tujuan Akhir Program Family Planning bertujuan mengendalikan kelahiran yang tidak diinginkan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan ekonomi. Di negara berkembang seperti Indonesia, manfaat jangka pendek dan menengahnya sangat nyata: keluarga lebih sejahtera, anak-anak lebih sehat, dan negara menikmati bonus demografi. Namun, Family Planning bukanlah kebijakan yang berdiri sendiri. Ia harus dilihat sebagai fase awal dalam siklus kebijakan demografi yang lebih luas. 📉 Negara Maju: Bukti Nyata Sulitnya Membalik Penurunan Kesuburan Negara-negara sepe...

Kalau Begini Rasanya 40 Rakaat-pun Sanggup Dijalani !

Judul diatas adalah komentar yang disampaikan oleh salah seorang jama'ah Langgar Al Inayah setelah mengerjakan shalat tarawih sebanyak 23 rakaat pada hari Sabtu, 28 Juni 2014. Menurut admin komentar ini sangat luar biasa mengingat shalat ini dikerjakan lebih banyak daripada biasanya.

Menurut keterangan beliau, hal ini dirasakannya setelah berusaha untuk menikmati shalat sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah yaitu ketika menjadikan shalat sebagai sarana untuk istirahat. Beliau justru merasa bahwa shalat sebanyak 23 raka'at itu sebagai sebuah kenikmatan bersama dengan Sang Pencipta.

Semoga kita bisa merasakan apa yang beliau rasakan !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas