|
Guru H. Parhani sedang memberikan kuliah subuh |
Oleh:
Guru H. Parhani (Ketua Dewan Masjid Indonesia
Kabupaten Kapuas)
Masjid adalah tempat yang paling mulia di muka bumi. Banyak
hadits-hadits yang menunjukkan kemuliaan masjid di dunia ini. Diantara
kemuliaan masjid:
- Orang yang berniat i’tikaf akan bernilai ibadah di sisi
Allah
- Orang yang mulai masuk ke dalam masjid, disuruh untuk
melaksanakan shalat tahiyatul masjid dua raka’at sebagai penghormatan kepada
masjid
- Orang yang sedang berhadats besar karena junub diharamkan
memasuki masjid.
- Orang yang rajin ke masjid, ia adalah orang beriman kepada
Allah dan Rasul
- Orang yang selalu mema’murkan masjid termasuk orang-orang
yang dimuliakan Allah SWT. Ada 7 golongan orang yang mendapatkan naungan di
padang mahsyar, salah satunya adalah orang yang hatinya terpaut dengan masjid.
Dengan adanya masjid di tengah-tengah masjid, mari kita
berusaha untuk mema’murkan masjid ini. Masjid bisa dijadikan tolok ukur dari keimanan.
- Bila pasar ramai, pedagang puas, berarti ekonomi masyarakat
ma’mur.
- Masjid adalah ukuran keimanan masyarakat setempat. Masjidnya
bagus, ramai kegiatannya, banyak keimanannya, berarti iman masyarakat bagus.
Sebentar lagi Ramadhan, ramaikan masjid dengan menjalankan
berbagai kegiatan. Jangan sampai masjid membuat bising. Jangan sampai bagarakan
sahur dari jam 02.00 WIB. Hal ini tidak menyejukkan bagi masyarakat. Masyarakat
jangan sampai terganggu. Malam-malam Ramadhan adalah malam-malam yang sangat
mulia dibandingkan dengan malam-malam yang lain. Bisa jadi ada orang yang
hendak baca Qur’an, shalat tahajud, berzikir. Bagarakan sahur tidak dilarang,
tapi diatur.
Mungkin diumumkan bahwa sudah jam 02.00 WIB, sampaikan
sesuatu sebentar setelah itu diam. Kemudian setengah jam kemudian umumkan sudah
jam 02.30 WIB dan seterusnya.
Terhadap masjid, langgar, mushola ada tiga macam yang kita
usahakan:
- Untuk menjadi tempat yang baik, kita harus memiliki
kepengurusan yang baik. Bagaimana kita memberdayakan kepengurusan yang baik
sehingga mereka mau bekerja. Jangan sampai yang bekerja Cuma ketua, atau satu
orang pengurus. Dengan kepengurusan yang baik, kemakmuran masjid bisa terwujud.
Sehingga semua mau bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing. Pengurus masjid
mendapat amanat yang mulia. Bila mereka menjalankan amanat tersebut, mereka
mendapatkan pahala disisi Allah. Ada yang beribadah dengan waktu, harta dan
tenaga. Mereka inilah yang dimasukkan dalam kategori orang yang hatinya terpaut
dengan masjid. Ketua mengkoordinir, semua seksinya bekerja sama. Sehingga
terwujud kema’muran masjid. Kita jalankan amanah ini dengan penuh keikhlasan.
Ini akan mewujudkan kema’muran masjid dan bernilai ibadah.
- Pembinaan al-imarah, dengan melakukan berbagai kegiatan di
masjid sehingga masjid tidak kelihatan sepi. Ada masjid yang bagus, tapi
kegiatannya sunyi. Ada yang subuhnya Cuma berdua atau bertiga. ada juga masjid
yang digunakan sekali seminggu. Kasihan orang yang berwakaf kepada masjid ini.
Baik masjid yang shalat lima waktu bisa berjama’ah. Shalat berjama’ah 27 kali
lebih baik dari shalat sendirian. Amal yang ringan tapi pahalanya sangat besar
yaitu shalat berjama’ah. Dalam shalat berjama’ah: bila ma’mum mendapati imam
sedang ruku’, lalu dia ikut ruku’ maka dia dapat raka’at meskipun tidak membaca
Fatihah. Ada sahabat yang terlambat mendapati takbiratul ihram, ada yang
melaksanakan shalat 27 raka’at. Ada yang terlambat karena mengurusi perkebunan,
maka kebunnya disedekahkan. Ada orang mengupahi orang lain untuk menjadi ma’mum
dalam shalatnya karena telat berjama’ah. Menurut Imam Ahmad bin Hanbal, shalat
berjama’ah fardhu ‘ain. Ada lagi yang mengatakan bahwa berjama’ah adalah syarat
sah shalat. Imam Nawawi, shalat berjama’ah adalah fardhu kifayah. Ada lagi yang
bilang bahwa berjama’ah adalah sunnat muakkad, meninggalkannya adalah makruh.
Di setiap kantor ada mushola. Di Masjid Jami’ ada majelis setiap hari Sabtu,
setelah shalat Zuhur. Di masjid sebaiknya ada TPA, Badan Amil Zakat, sehingga
terwujud kema’muran masjid.
- Ri’ayah – pemeliharaan. Kebersihannya bagus. Penerangan
cukup. Orang yang i’tikaf di sana merasa nyaman dengan keadaan bersih ini. Ada
masjid yang punya taman agar indah. WC dan tempat wudhu’ nya bersih. Riayah
adalah kewajiban setiap umat Islam. Terkadang ditugaskan kaum, kita harus
bertanggung jawab. Bagaimana masyarakat merasa memiliki masjid.
Bila masyarakat merasa memiliki masjid, maka ketiga hal
diatas akan berjalan. Bila semuanya berjalan, masjid akan ma’mur dan menjadi
tempat yang nyaman bagi orang Islam.
Safari Subuh Dewan
Masjid Indonesia di Masjid Jami’ At Taqwa, 7 Juni 2014
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!