Oleh: Ustadz Suriani
Jiddy, Lc
Tarhib Ramadhan
artinya menyambut bulan Ramadan. Marhaban (selamat datang) bulan Ramadhan.
Kegiatan ini untuk meluruskan persepsi kaum Muslimin yang kurang utuh / kurang
benar / salah terhadap bulan Ramadhan. Fakta yang sangat jelas dihadapan kita,
ternyata kaum Muslimin yang diberikan kemuliaan dengan bulan Ramadhan yang
datang setiap tahun, tampaknya belum membuahkan hasil sampai saat ini.
Bulan Ramadhan datang
setiap tahun, namun kita belum melihat perubahan yang berarti pada umat Islam.
Yang paling jelas, suasana masjid. Mestinya kita yang digembleng oleh madrasah
Ramadhan, kondisi masjid dan mushola kita tidak seperti sekarang. Begitu juga
dengan majelis-majelis taklim dan kegiatan keislaman lainnya. Budaya dan
tradisi kita juga belum menunjukkan perbaikan dari sebelumnya. Masjid yang
biasanya sepi, masih sepi. Secara fisik masjid dan mushola sudah bagus, tapi
jama’ahnya masih belum sesuai dengan kemegahannya.
Dari Abu Hurairah r.a.
: Adalah Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya
mengenai kedatangan bulan Ramadhan. “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan.
Bulan yang penuh keberkahan.
Kabar gembira tentu
mengenai sesuatu yang luar biasa.
Apakah kaum Muslimin
mengerti arti berkah. Kalau mereka mengerti bulan Ramadhan adalah bulan yang
berkah, apa yang mereka lakukan.
Bulan Ramadhan ini
belum dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Bahkan ada persepsi yang bertolak
belakang terhadap bulan Ramadhan. Ada yang meyakini bahwa bulan Ramadhan adalah
bulan makan-makan. Contohnya pasar wadai hanya ada pada bulan Ramadhan.
Seringkali kita balas dendam ketika berbuka puasa. Hal ini juga terjadi di
Saudi Arabia.
Anak-anak di Saudi
ditanyakan mengapa mereka senang dengan datangnya Ramadhan: karena banyak
makanan, karena banyak acara-acara (sinetron khusus Ramadhan).
Makna berkah
dalam bahasa Arab:
·
Ats-Tsubut (tetap) dan Al-Luzuum (terus melekat)
·
An-Nama’a (berkembang) dan Az-Ziyadah (bertambah)
·
Berkah juga bermakna kebahagiaan
Menghukumi
sesuatu merupakan hal yang tidak terpisahkan dari persepsi seorang tersebut.
Kita memahami
sesuatu harus sesuai dengan „Islamic World View” (sudut pandang Islam)
contohnya wujud itu tidak hanya sesuatu yang bisa diindera, juga ada yang tidak
bisa diindera (ma’nawi). Kita berdo’a: Ya Allah aku bermohon padamu surga apa
yang bisa mendekatkanku pada surga. Dan aku berlindung padamu dari neraka dan
apa-apa yang bisa mendekatkanku padanya.
Kita niat shalat subuh
dan thalabul ilmi supaya dapat pahala. Pahala tidak bisa diindera. Barokah itu
wujud tapi tidak bisa kita indera. Substansinya barokah itu adalah kebaikan.
Kebaikan yang Allah berikan pada sesuatu itu adalah barokah. Kita memandang
barokah itu dari sudut pandang mana. Apakah dari sudut pandang Islam atau
materialis.
Kaum Muslimin sudah
diajari bahwa wujud itu tidak hanya dapat diindera tapi juga yang tidak bisa
diindera. Islam bahkan menekankan pada yang tidak bisa diindera. Ayat sering
dibaca saat shalat Jum’at, Al-A’la: bahkan kalian lebih mengutamakan kehidupan
dunia, akan tetapi kedudukan akhirat lebih baik dan lebih kekal.
Keimanan kita pada
wujud yang tidak bisa diindera dan lebih menekankan padanya. Itulah orientasi kita. Dunia dari dua
kata: dunu (dekat), dana’ah (hina). Ada beberapa hadits yang menjelaskan
kehinaan dunia. Seandainya nilai kehidupan dunia itu sebanding dengan sayap
seekor nyamuk, niscaya Allah akan memberikan setetes air kepada orang kafir.
Ketika Nabi dan para sahabat melihat bangkai kambing cacat. Bagaimana kalau
saya jual kambing ini dengan harga murah. Sahabat mengatakan bahwa dikasih pun
mereka tidak mau. Rasulullah mengatakan bahwa dunia lebih hina dari bangkai
kambing itu.
Makna berkah
secara istilah:
·
Tetap dan langgengnya kebaikan
·
Banyak dan bertambahnya kebaikan
DR. Adian
Husaini: kita sedang hidup di peradaban syahwat dimana nilai-nilai yang
diagungkan:
·
Kekayaan (wealth)
·
Kecantikan (beauty)
·
Popularitas (popularity)
·
Kekuasaan (power)
Kalau kita
memahami Ramadhan sebagai bulan yang barokah, kita ingin mengoptimalkan
nilai-nilai kebaikan yang ada pada bulan Ramadhan. Mengoptimalkan seoptimal
mungkin, dengan cara tidak membuang waktu dengan sesuatu yang tidak bermanfaat
sambil menunggu buka. Umpamanya nonton sinetron.
Kalau kita sudah
tahu keberkahan Ramadhan, kita mengoptimalkannya dengan sebaik-baiknya.
Lanjuta hadits:
Allah SWT wajibkan kepada kalian untuk berpuasa pada bulan Ramadhan. Pada bulan
Ramadhan pintu-pintu surga dibuka.
Makna lahiriah, surga
memiliki pintu. Jumlah pintunya delapan. Barang siapa yang setelah berdo’a
membaca asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah.
Allahummaj’alni minat tawwabiina …. Dia dipersilahkan masuk surga dari pintu
mana saja yang dia inginkan. Yang tidak boleh kita tanyakan bagaimana
bentuknya.
Dibukanya pintu surga
artinya pintu-pintu kebaikan dibuka pada bulan Ramadhan. Orang-orang yang tidak
biasa shalat, datang ke masjid untuk buka puasa, shalat tarawih. Kenapa tarawih
ramai?
Mungkin persepsi tentang tarawih perlu diperbaiki. Tapi shalat wajib,
pahalanya lebih banyak. Kalau kita mau jujur, jama’ah shalat subuh harus lebih
banyak dari jama’ah shalat tarawih.
Lanjutan hadits:
pintu-pintu neraka ditutup.
Makna lain dari
pintu-pintu neraka ditutup artinya pintu-pintu kejahatan berkurang. Hiburan
malam ditutup di bulan Ramadhan. Bulan Syawal dibuka lagi. Orang yang biasanya
merokok, tidak bisa berhenti merokok, pada bulan ini berhenti merokok. Ada yang
merokok dibawah tulisan dilarang merokok.
Lanjutan hadits: setan
dibelenggu.
Dibelenggu artinya
dirantai, tidak leluasa. Makna
lahiriahnya memang semua setan diikat. Syawal dilepas lagi. Kenapa masih ada
orang yang berbuat maksiat? Yang diikat itu adalah biangnya, anak buahnya tetap
berkeliaran. Yang diikat itu adalah yang bandel (tokoh-tokohnya).
Kenapa mesti ada
setan? Setan itu berasal dari kata syathona, artinya jauh. Setan dinamakan
demikian karena dia jauh dari Allah SWT. Maka siapa saja yang jauh dari Allah,
dia disebut setan, baik berwujud jin dan manusia (minal jinnati wannaas).
Setan itu tidak
menakutkan buktinya Adam berdialog dengan Iblis. Untuk meyakinkan Adam, Iblis
mengatakan: Saya adalah penasehatmu yang terpercaya. Untuk meyakinkan harus
dibuat „brain image“. Cara-cara inilah yang digunakan oleh musuh-musuh Islam
untuk mengelabui kita. Janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan,
sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata.
Salah satu
penyebab banyak orang bermaksiat di bulan Ramadhan adalah karena mereka tidak
berpuasa.
Kalau kita
kembali kepada makna setan, dia sendiri sudah menjadi setan. Dia tidak perlu digoda. Bulan Ramadhan tidak
puasa. Yang puasa tidak shalat.
Lanjutan hadits:
barangsiapa yang tidak bisa mengambil nilai-nilai kebaikan di bulan Ramadhan,
kita tidak bisa mengambil kebaikan sama sekali.
Inilah yang
terjadi pada kaum Muslimin.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!