The 5th Indonesian Conference on Tobacco or Health 2018
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pada hari Senin, 7 Mei 2018 bertempat di Hotel Bumi Surabaya dilaksanakan kegiatan The 5th Indonesian Conference on Tobacco or Health 2018. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Jawa Timur bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan The UNION.
Kegiatan ini dibuka oleh dr. Anung Sugihantono, M.Kes. Dalam sambutannya beliau mengajak agar para ahli kesehatan masyarakat harus menjadi "role model" dalam upaya pengendalian tembakau dengan jalan berhenti merokok bagi yang masih merokok. Beliau menyampaikan bahwa penurunan prevalensi perokok sulit untuk dicapai, kecuali dilakukan upaya yang sangat masif. Tantangan berikutnya adalah makin mudanya usia merokok.
Beliau mendorong komunitas untuk menyadarkan masyarakat agar tidak merokok di Kawasan Tanpa Rokok. Kementerian berjanji untuk memperbaiki PP 109 Tahun 2012. Beliau juga mempromosikan Quit Line. Beliau juga mengajak semua pihak untuk mencari jalan keluar terhadap masalah petani tembakau.
Ketika iklan rokok dilarang, mereka mensponsori nama toko. Sementara hal seperti itu belum ada larangannya dalam kebijakan yang ada.
65% dari 7,6 juta rumah tangga yang sudah didata oleh PISPEKA terpapar asap rokok. Resiko perokok pasif lebih besar. Pengeluaran rumah tangga untuk tembakau, sirih termasuk rokok adalah nomor dua setelah makanan instan.
Setelah pembukaan dilanjutkan dengan diskusi panel yang melibatkan Bapak Bima Arya (Bupati Bogor yang sedang cuti), Sekda Medan dan perwakilan dari perkumpulan hotel Indonesia di Bali. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi panel kedua dengan penyaji dari Bappenas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta WHO Indonesia.
Setelah itu dilanjutkan dengan empat simposium yang dilaksanakan secara bersamaan dimana para peneliti menyampaikan abstrak dan berbagi tentang aktivitas yang mereka laksanakan.
Untuk bahan-bahan konferensi dapat diakses di :
Kegiatan ini dibuka oleh dr. Anung Sugihantono, M.Kes. Dalam sambutannya beliau mengajak agar para ahli kesehatan masyarakat harus menjadi "role model" dalam upaya pengendalian tembakau dengan jalan berhenti merokok bagi yang masih merokok. Beliau menyampaikan bahwa penurunan prevalensi perokok sulit untuk dicapai, kecuali dilakukan upaya yang sangat masif. Tantangan berikutnya adalah makin mudanya usia merokok.
Beliau mendorong komunitas untuk menyadarkan masyarakat agar tidak merokok di Kawasan Tanpa Rokok. Kementerian berjanji untuk memperbaiki PP 109 Tahun 2012. Beliau juga mempromosikan Quit Line. Beliau juga mengajak semua pihak untuk mencari jalan keluar terhadap masalah petani tembakau.
Ketika iklan rokok dilarang, mereka mensponsori nama toko. Sementara hal seperti itu belum ada larangannya dalam kebijakan yang ada.
65% dari 7,6 juta rumah tangga yang sudah didata oleh PISPEKA terpapar asap rokok. Resiko perokok pasif lebih besar. Pengeluaran rumah tangga untuk tembakau, sirih termasuk rokok adalah nomor dua setelah makanan instan.
Setelah pembukaan dilanjutkan dengan diskusi panel yang melibatkan Bapak Bima Arya (Bupati Bogor yang sedang cuti), Sekda Medan dan perwakilan dari perkumpulan hotel Indonesia di Bali. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi panel kedua dengan penyaji dari Bappenas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta WHO Indonesia.
Setelah itu dilanjutkan dengan empat simposium yang dilaksanakan secara bersamaan dimana para peneliti menyampaikan abstrak dan berbagi tentang aktivitas yang mereka laksanakan.
Untuk bahan-bahan konferensi dapat diakses di :
http://ictoh-tcscindonesia.com/
Berikut ini beberapa video yang sempat admin liput: (klik pada judul untuk membuka video)
- Tari Sparkling Surabaya - Mahasiswa FKM Universitas Airlangga
- Sambutan Ketua IAKMI - dr. Ridwan Thaha
- Sambutan The Union - Tara Singh
- Sambutan Wakil Rektor UNAIR
- Keynote Speech dan Pembukaan - dr. Anung Sugihantono, M.Kes
- Deklarasi Komitmen Bersama Institusi Pendidikan Kesehatan Masyarakat di Indonesia dalam Penerapan Kawasan Tanpa Rokok
- Diskusi Panel 1
- Pembelajaran dari Pelarangan Iklan Rokok Jual Eceran di Kota Bogor - Bima Arya S
- Pembelajaran dari Pemanfaatan Pajak Rokok Daerah di Kota Medan - Sekda Medan
- Pembelajaran dari Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Hotel dan Restoran di Kota Denpasar - Perhimpunan Hotel dan Restoran Bali
- Diskusi Panel 2
- Simposium 1
- Diskusi Panel 3
- Dampak Rokok Terhadap Kemiskinan - Kepala BPS
- Beban Pembiayaan Akibat Merokok Terhadap JKN - dr. Heni Riswanti
- Kebijakan Cukai Harga Tembakau di Indonesia - Kakanwil Bea Cukai Jawa Timur
- Kenaikan Cukai, Turunkan Prevalensi Perokok Perjuangan Politik - Hasbullah Thabrani
- Pembahasan dan Tanya Jawab
- Diskusi Panel 4
- Picture Health Warning - dr. Rizkiyana Sukandhi Putra, M.Kes
- Survei Peringatan Kesehatan Bergambar - TCSC IAKMI
- Peringatan Kesehatan Bergambar di Asia Pasifik - dr. Tara Singh Bam
- Preessntasi WHO dan Tanya Jawab
- Simposium 8
- Optimalisasi peran guru dalam edukasi dampak bahaya rokok terintegrasi dengan mata pelajaran SMP di wilayah Matraman DKI Jakarta - Emmy Nirmalasari
- Upaya pencegahan perilaku merokok remaja dengan pendekatan terintegrasi bersama komunitas 9cm
- Tukar rokok dengan susu (HTTS 2016) - KOPDAR
- Tanya Jawab 1
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan populer dari blog ini
Kamus Dayak Ngaju - Indonesia
Berikut ini adalah terjemahan dari halaman di Astronesian Basic Vocabulary Database . Nampaknya masih perlu ada koreksi untuk bahasa Dayak-nya sendiri, begitu juga dengan terjemahannya. Untuk penerjemahan menggunakan Google Translate . Koreksi bahasa dibantu oleh Dra. Hernawaty, M.Kes. Untuk koreksi dari halaman ini dapat diberikan pada komentar. Upaya penerjemahan Kamus Bahasa Dayak - Jerman sedang berlangsung, dapat dipantau pada: Kamus Dayak Ngaju - Indonesia .
Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)
Kata benda dengan awalan Jalah toh bujur. - Huma te korik. - Lewu toh hai tuntang bahalap. - Ie oloh korik. (tingkat rendah). - Danum jetoh papa. - Oloh te bujur. - Kabon korik te bahalap. - Huma toh dia hai. - Andau toh andau hai. Kalimat sederhana yang dibentuk dari kata sehari-hari Ingat: Kalimat biasanya dimulai dengan subyek , diikuti dengan predikat dan obyek . Diawal kalimat anda juga meletakkan kata yang harus ditekankan. Kemurnia suku juga penting. Tensesnya dibentuk oleh "aton", nya; "jari", sudah; "kareh," masa depan, akan, dan "akan," akan, harus, semuanya mendahului kata kerja. Seringkali tense hanya hasil dari konteks. omba, pergi bersama-sama awi , lakukan, lakukanlah dumah , datang buli , kembali ke nahuang, handak, maku, ingin imbit , itu akan dibawa gau , mencari harati , memahami Aku omba keton. Aku ikut denganmu. Omba aku , pergi dengan saya Awi te ! Lakukan itu Imbit danum ! Bawa air Bu...


Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!