Israel dalam Krisis: Faktor-Faktor yang Menempatkan Negara Ini dalam Masalah Besar

Gambar
Israel saat ini menghadapi masalah besar akibat berbagai faktor yang timbul dari konflik yang terus berlangsung dengan Palestina, terutama dengan Hamas di Gaza. Berikut adalah poin-poin utama yang menjelaskan mengapa Israel berada dalam situasi yang sangat sulit: Tuduhan Pembersihan Etnis dan Apartheid Opsi Israel untuk mengelola dinamika populasi dalam wilayah Greater Israel (termasuk Gaza dan Tepi Barat) sangat terbatas. Israel tidak bisa menjadi negara demokratis yang lebih besar atau mewujudkan solusi dua negara yang layak. Pilihan yang tersisa adalah apartheid, yang saat ini sedang dipraktikkan menurut laporan organisasi seperti Amnesty International, atau pembersihan etnis, yang diduga sedang diupayakan Israel dengan membuat Gaza tidak layak huni dan membunuh banyak warga Palestina. Kebuntuan Militer Meskipun melakukan upaya militer besar-besaran, Israel belum mampu mengalahkan Hamas secara tegas. Kelompok ini terus beroperasi dan melancarkan serangan, menciptakan ancaman keamana

Coffee Morning dalam rangka penegakan disiplin protokol kesehatan



Pada hari Jum'at, 12 Juni 2020 bertempat di aula Komando Distrik Militer 1011/KLK dilaksanakan kegiatan Coffee Morning dalam rangka percepatan penanganan serta mobilisasi pendisiplinan protokol kesehatan guna mendorong serta menekan penyebaran wabah virus corona di wilayah Kodim 1011/KLK. Kegiatan ini diikuti oleh satuan organisasi perangkat daerah terkait serta tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Dandim 1011/KLK, berterima kasih kepada berbagai lembaga yang membantu penyediaan tempat cuci tangan di tempat-tempat umum. Beliau melihat bahwa masih ada masyarakat yang tidak disiplin dalam menggunakan masker. Masih ada rumah makan yang tidak menyediakan sarana pemeriksaan suhu dan tempat cuci tangan.

Persit Kartika Candra Kirana sudah melakukan pembagian masker. Sudah dibantu oleh Dinas Kesehatan untuk pelaksanaan "rapid test". 

Menurut kepala Dinas Kesehatan, Apendi, SKM, MM, ada 106 pasien yang positif COVID-19 sampai hari ini. Justru sumbangan dari Orang Tanpa Gejala (OTG) lebih banyak untuk pasien positif COVID-19. Meninggal sekarang 14 orang. Masalahnya adalah terlambat datang ke rumah sakit. Kita harus mengurangi stigma masyarakata. Masyarakat takut berobat karena kalau diperiksa rapid reaktif, maka mereka akan dikarantina. 

Masyarakat yang tidak jujur dengan gejala penyakitnya bisa menyebabkan penularan kepada petugas kesehatan. Petugas kesehatan yang positif COVID-19 dikucilkan oleh masyarakat. Masyarakat diharapkan untuk bisa kooperatif dalam pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Kepala BPBD Kabupataen Kapuas melaporkan bahwa dana yang digunakan untuk penanggulangan pandemi lebih dari 63 milyar rupiah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan