Suheir Barghouthi: Sang Ibu Baja dari Palestina

Gambar
  Di tengah penderitaan panjang rakyat Palestina, nama Suheir Barghouthi, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Um Asef, bersinar sebagai simbol keteguhan, kasih sayang, dan keberanian. Dalam episode keempat Freedom Breakers yang tayang 8 Juli 2025, kisah hidupnya disampaikan secara mendalam—sebuah narasi yang menggambarkan kekuatan perempuan Palestina yang hidup di bawah bayang-bayang penjajahan. Suheir bukan hanya istri dari Omar Barghouthi, pejuang yang divonis seumur hidup oleh Israel dan dibebaskan melalui pertukaran tawanan. Ia adalah ibu dari Asem, yang kini menjalani hukuman penjara seumur hidup, dan Saleh, putranya yang gugur sebagai syuhada dan hingga kini jasadnya masih ditahan oleh Israel. Suheir sendiri telah mengalami tiga kali penahanan, terakhir dibebaskan melalui kesepakatan pertukaran tawanan tahun 2024. Ia menghidupi peran sebagai istri, ibu, dan nenek dalam suasana penindasan, kehilangan, dan ketidakpastian. Namun ketegarannya tak pernah pudar. Suheir membesar...

Sejarah SMK GKE Mandomai: Dari Zending Basel Hingga Sekolah Kejuruan Terdepan di Kalimantan Tengah

 


SMK GKE Mandomai memiliki sejarah panjang yang bermula dari inisiatif Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) dan Zending Basel Swiss pada tahun 1960. Berlokasi di Kecamatan Kapuas Barat, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, sekolah ini didirikan sebagai respons terhadap keterbatasan akses pendidikan di daerah pedalaman. GKE bersama Zending Basel berupaya mendirikan lembaga pendidikan yang dapat menjangkau anak-anak dan pemuda di daerah terpencil, yang pada saat itu mengalami kesulitan dalam mendapatkan pendidikan berkualitas.

Awal Berdirinya: Keputusan Sinode dan Peran Zending Basel

Pada tahun 1962, melalui Keputusan Sinode Umum GKE, diputuskan untuk mendirikan sekolah yang mengedepankan pendidikan kejuruan, khususnya di bidang teknik perkayuan. Pendidikan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan kualitas sumber daya manusia di Kalimantan Tengah, dengan fokus pada lulusan SMP yang memiliki bakat di bidang teknik. Pada tahun 1965, pembangunan fisik sekolah dimulai, dan dipimpin oleh seorang misionaris dari Zending Basel Swiss, Bapak Muli Heikman. Berkat kerja keras dan dukungan komunitas, sekolah ini berhasil diselesaikan dan siap digunakan.

Peresmian dan Masa-Masa Awal Operasional

Pada tanggal 23 Januari 1967, SMK (dulu STM) GKE Mandomai diresmikan oleh Gubernur Pertama Kalimantan Tengah, Bapak Cilik Riwut. Peresmian ini menandai awal dari operasional sekolah yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kejuruan di bidang teknik kepada pemuda di daerah pedalaman. STM GKE Mandomai kemudian berkembang menjadi sekolah yang dikenal secara luas, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga nasional.

Tantangan dan Kebangkitan Kembali

Namun, perjalanan sekolah ini tidak selalu mulus. Pada tahun 2001, kebakaran besar melanda sekolah, menghanguskan sebagian besar aset, termasuk gedung, alat, dan mesin yang sangat penting bagi proses pembelajaran. Kejadian ini menjadi pukulan berat bagi SMK GKE Mandomai, menghambat kegiatan belajar-mengajar dan mengurangi daya saing sekolah.

Krisis keuangan juga melanda sekolah ini pada tahun 2014-2015, ketika bantuan dana dari Basel Mission dihentikan. Hal ini menyebabkan guru-guru tidak menerima gaji selama 18 bulan, mengakibatkan penurunan semangat dan kualitas operasional. Pada akhirnya, Yayasan Bina Insan Mandiri, yang mengelola sekolah saat itu, harus menyerahkan tanggung jawab pengelolaan kepada Majelis Sinode GKE Wilayah Pelayanan Kalimantan Tengah dan Yayasan Bina Insan Mandiri Abadi.

Restrukturisasi dan Pengelolaan Baru

Sejak tahun 2016, pengelolaan SMK GKE Mandomai diambil alih oleh Yayasan Bina Insan Mandiri Abadi. Dengan manajemen yang baru, kondisi sekolah mulai mengalami perbaikan, terutama dalam hal keuangan dan operasional. Sekolah ini kemudian fokus untuk membangkitkan kembali kejayaannya sebagai sekolah kejuruan yang dikenal di Kalimantan Tengah, bahkan di seluruh Indonesia.

Pimpinan yang Berperan dalam Sejarah Sekolah

Sepanjang sejarahnya, SMK GKE Mandomai telah dipimpin oleh berbagai tokoh penting yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan sekolah. Di antara para kepala sekolah yang pernah memimpin SMK ini adalah:

  1. Pendeta D. Usok (1967-1969)
  2. Bapak G.G. Pahan (1967-1969)
  3. Bapak S. Mustamir Haji (1969-1977)
  4. Bapak B.Y. Akar (1978-1984)
  5. Bapak C.W. Bambang Ikan (1984-1998)
  6. Bapak R.N. Kobakar (1996-1998)
  7. Bapak Pendeta K.A. Dewa (1998-2000)
  8. Bapak I.N. Enanyan (2000-2008)
  9. Bapak S.M.N. Singang (2008-2013)
  10. Bapak J.D. Gelasin (2013-2016)
  11. Ibu Kira Andriani, ST (2016-sekarang)

Kepemimpinan mereka, dengan segala tantangan dan pencapaiannya, telah mengukir sejarah penting dalam perjalanan SMK GKE Mandomai.

Masa Depan SMK GKE Mandomai

Kini, dengan dimulainya pembangunan gedung unit produksi baru, SMK GKE Mandomai menatap masa depan dengan optimisme. Pembangunan ini diharapkan dapat mendukung program kejuruan yang lebih baik dan membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan teknis yang dibutuhkan di dunia kerja. Program-program baru seperti perkebunan, multimedia, dan teknik informatika juga direncanakan untuk ditambahkan, agar lulusan SMK GKE Mandomai siap bersaing di era modern.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, masyarakat, serta berbagai pihak terkait, SMK GKE Mandomai diharapkan dapat kembali menjadi sekolah unggulan yang melahirkan lulusan-lulusan berkualitas dan berdaya saing, seperti di masa-masa kejayaannya.


Sumber: Naskah yang dibacakan oleh Kepala Sekolah SMK GKE Mandomai pada saat kegiatan Peresmian Dimulainya Pekerjaan Pembangunan Unit Produksi SMK GKE Mandomai oleh Pj. Bupati Kapuas pada hari Kamis, 26 September 2024 di Aula SMK GKE Mandomai.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas