Sosialisasi Peningkatan Kepatuhan Terhadap Pemenuhan Standar Pelayanan Publik di Lingkungan Kabupaten Kapuas

Gambar
  Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Kepatuhan Terhadap Pemenuhan Standar Pelayanan Publik di Lingkungan Kabupaten Kapuas dilaksanakan pada hari Selasa, 30 April 2024 di aula Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah Kabupaten Kapuas.  Dalam sambutan dari Asisten III, Bapak Ahmad M. Saribi, beliau mengharapkan adanya arahan dari Sekretaris Daerah terkait masalah pembangunan Zona Integritas di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas. Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas, Drs, Septedy, menyampaikan bahwa hasil dari Ombudsman untuk tahun 2023 adalah 82,72. Tapi penilaian KPK, kita berada pada 68,99 padahal target nasional adalah di atas 70. Kita tidak boleh puas dengan kepatuhan di Ombudsman, kita harus meningkatkan satuan pengawasan internal. Beliau bertanya, kalau darah lain bisa, mengapa kita tidak bisa. Mengapa? Masalahnya dimana? Pekerjaan ini adalah pekerjaan kita semua,

Tadabbur Surat Al-Fath (1)

Oleh: Nouman Ali Khan 

Pada tahun ke-5 Hijriah, Rasulullah menjalani Perang Ahzab. Dalam perang tersebut kaum Muslim hampir saja dilenyapkan. Belum sampai satu tahun berselang, Rasulullah memutuskan bahwa mereka harus berangkat Haji. Keputusan ini diambil belum sampai satu tahun sejak mereka akan dibunuh oleh orang yang akan mereka tuju yaitu orang-orang Mekah. Hal ini merupakan ujian bagi orang-orang Mekah karena pengaruh mereka sudah terbatas, dan reputasi mereka buruk.  

Ada sekitar 1.400 - 2.000 orang yang berangkat pada tahun keenam hijriah. Mereka berangkat tanpa membawa senjata. Ketika orang Mekah mendengar kedatangan Kaum Muslimin, mereka bingung, karena bukan merupakan tradisi mereka untuk menghalangi orang untuk datang mengerjakan haji. Satu-satunya penghormatan yang diberikan oleh suku-suku di Jazirah Arab terhadap Quraisy setelah peristiwa Ahzab adalah bahwa mereka adalah penjaga Ka'bah. Mereka bertugas untuk menjamu tamu-tamu Ka'bah. Jika orang-orang Arab mendengar berita bahwa Quraisy menyerang orang yang akan mengerjakan ibadah haji, maka hormat mereka akan hilang. Kekuatan mereka yang tersisa akan hilang. Jadi mereka berada dalam posisi yang sulit. 

Khalid bin Walid yang belum masuk Islam, bersama dengan 200-300 orang berkuda akan menyerang kaum Muslimin sebelum mereka mencapai miqat. Jadi serangan tersebut tidak dikatakan sebagai menyerang orang yang akan mengerjakan ibadah haji. Rasulullah sudah mengirimkan intelnya 15 mil di depan rombongan haji. Ketika Rasulullah mendengar kabar tentang Khalid bin Walid, mereka tidak melalui jalur Badr, tapi memutar ke Hudaibiyah. Hudaibiyah adalah tempat terbuka. Quraisy tidak bisa menyerang kaum Muslimin di tempat tersebut. Bila mereka menyerang, mereka tidak bisa menanggung akibatnya. 

Sebab rombongan Rasulullah berhenti di Hudaibiyah adalah karena qaswa (unta Rasulullah) berhenti di sana. Sebagian sahabat mengatakan bahwa ada masalah dengan qaswa. Rasulullah mengatakan bahwa apa yang terjadi dengan qaswa adalah sama dengan yang terjadi dengan gajah milik Abrahah. Jadi Allah yang menghentikan mereka dan mereka harus tinggal disana. Rasulullah melaksanakan shalat Khauf (shalat dalam kondisi takut) di sana sebagai antisipasi menghadapi bahaya yang akan terjadi. 

Utsman sebagai orang yang dihormati di Mekah, diutus sebagai duta besar untuk bernegosiasi dengan orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy panik, mereka menahan Utsman tanpa pemberitahuan. Utsman tidak pulang pada waktunya. Rasulullah menunggu. Rumor beredar bahwa Utsman terbunuh. Membunuh duta besar adalah tindakan peperangan. Rasulullah meminta bai'at dari para sahabat untuk memerangi Mekah sekarang. Bai'at dilakukan dibawah pohon.  

Dulu ketika Sumayyah, Yasir, dan Khabbab dibunuh, Rasulullah meminta sahabat untuk bersabar. Sekarang ketika mendengar kabar Utsman terbunuh, Rasulullah memerintahkan perang. 

Ada perbedaan antara Perang Badr, Perang Uhud, Perang Khandaq dengan perang yang akan mereka lakukan. Perang ini akan dilakukan di dalam kota. Korbannya bukan saja orang militer, tapi juga orang sipil. Peperangan di medan perang berbeda dengan peperangan di kota. Pembunuhan bisa terjadi di dalam rumah. Meskipun mereka tidak bersenjata, tapi jumlah 2.000 orang tidak akan mampu dihadapi oleh orang-orang Quraisy. Ketika mereka mendengar rencana orang-orang Muslim akan melawan, mereka ketakutan. Mereka melakukan kesalahan strategis terbesar dalam hidup mereka. Mereka mengajak Rasulullah untuk bernegosiasi. Mereka melepaskan Utsman dan siap untuk bernegosiasi. 

Hasil perjanjian Hudaibiyah adalah perjanjian damai – gencatan senjata (tidak akan berperang) selama 10 tahun. Kemudian bila ada orang Quraisy yang masuk Islam, kemudian lari ke Madinah, harus dikembalikan ke Mekah. Kalau ada orang Islam yang berkhianat dan lari ke Mekah, dia tidak perlu dikembalikan. Haji tidak bisa dilaksanakan tahun ini, baru boleh haji lagi tahun depan. 

Perjanjian tersebut itu berbunyi, "Ini adalah perjanjian antara Quraisy dan Muhammad Rasulullah". Suhaib bin Amr sebagai utusan Quraisy mengatakan, "Kalau kami mengakui engkau adalah Rasulullah, lalu untuk apa kami berperang? Hapus kata Rasulullah. Rasulullah memerintahkan Ali untuk menghapus kata Rasulullah. Tapi Ali menolak untuk melakukannya. Bahkan Umar sampai mengatakan, "Bukankah kita adalah orang-orang yang berada dalam kebenaran?". 

Saat perjanjian tersebut sudah ditandatangani, Abu Jandal datang setelah melarikan diri dari Mekah. Dia diminta untuk bersabar.  

Hasil pertemuan tersebut membuat para sahabat sangat marah. Apalagi mereka harus melihat Abu Jandal dikembalikan ke Mekah di depan mata mereka sendiri. Ditambah lagi, mereka sudah berbai'at untuk memerangi Quraisy. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kemarahan para sahabat. Dalam kondisi tersebut Rasulullah mengatakan kepada mereka, "Mari kita pulang". Ketika Rasulullah memerintahkan mereka untuk melepaskan pakaian ihram mereka. Mereka tidak mau melakukannya. Bahkan para sahabat yang terbesar pun tidak melakukannya. Rasulullah masuk ke tendanya. Ummu Salamah menasehati beliau untuk melepas ihramnya dan bercukur, niscaya para sahabat akan mengikuti beliau. Setelah beliau mengikuti saran Ummu Salamah, para sahabat mengikuti contoh beliau dan kondisi kembali membaik. 
Dalam kondisi frustasi seperti diatas, Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata" (Q.S. Al-Fath, 48: 1). Bagaimana kondisi tersebut dikatakan sebagai "kemenangan yang nyata"?  

Di mata orang-orang Quraisy, pada awalnya kaum Muslimin adalah sekelompok penggemar yang berubah menjadi gelombang orang banyakyang mereka beri gelar "organisasi teroris" atau "organisasi pemberontak" dalam masyarakat mereka. Meskipun mereka sudah hijrah, mereka tetap dianggap sebagai musuh / pengkhianat bagi orang-orang Quraisy. Dalam aturan internasional, kita tidak bernegosiasi dengan kelompok pemberontak. Kalau kita bernegosiasi dengan mereka berarti kita mengakui keberadaan atau eksistensi mereka; mengakui mereka sebagai entitas yang legal. Negosiasi biasanya terjadi kalau orang takut terhadap ancaman perang 

Jadi dari sudut pandang Quraisy, mereka mengakui keberadaan Rasulullah. Kemudian seluruh Arab mengetahui bahwa orang yang dulu akan dihancurkan oleh orang-orang Quraisy sekarang sudah kuat sehingga mampu melakukan negosiasi dengan mereka. Ini menunjukkan bahwa orang-orang Quraisy sekarang berada dalam posisi yang lemah. Hal ini tidak terpikirkan oleh orang-orang Quraisy karena kekhawatiran terjadinya perang kota. Mereka tidak memikirkan konsekuensi ini.  

Jadi Rasulullah dengan kejeniusan yang beliau miliki, meskipun sebagian isi perjanjian tersebut merugikan kaum Muslimin, tetapi secara keseluruhan perjanjian tersebut menguntungkan mereka.  
Dengan adanya perjanjian ini Rasulullah bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan sebelumnya. Beliau memerintahkan para sahabat untuk mendatangi kabilah-kabilah yang ada di Jazirah Arab, kemudian menawarkan kerjasama dengan mereka. Ada yang memihak kepada kaum Muslimin, dan ada yang memilih untuk netral. Bila sebelumnya pengaruh Muslim di jazirah Arab sangat kecil, setelah perjanjian ini pengaruhnya menjadi makin besar, dan pengaruh orang-orang Quraisy makin mengecil.  

Sumber: Cover to cover – Bayyinah.tv 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan