Memahami Pandangan Islam terhadap LGBT: Antara Kasih Sayang dan Keteguhan Prinsip

Gambar
Dalam beberapa tahun terakhir, pembicaraan seputar LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) semakin mengemuka, tidak hanya di media dan lembaga internasional, tetapi juga sampai ke ruang-ruang pribadi kita. Tak terkecuali di lingkungan masyarakat Muslim, termasuk di Kapuas, isu ini mulai mengundang diskusi serius, bahkan kebingungan. Bagaimana seharusnya umat Islam menyikapi isu LGBT? Apakah kita harus marah, menolak mentah-mentah, atau justru membiarkan begitu saja? Artikel ini mencoba merangkum pandangan Islam secara seimbang: tegas dalam prinsip, namun lembut dalam pendekatan. 1. Islam Melarang Perilaku, Bukan Membenci Manusia Islam sangat menjunjung tinggi akhlak kasih sayang. Namun dalam hal perilaku seksual, agama kita memiliki batas yang jelas. Islam melarang hubungan sesama jenis , sebagaimana juga melarang hubungan di luar nikah antara laki-laki dan perempuan. Ini bukan soal benci, tapi soal menjaga tatanan kehidupan yang sehat , termasuk keluarga, keturunan, dan ma...

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (3)

Kata ganti penanya

narai? en? - apa? seperti apa?
"Narai?" menanyakan lebih lanjut tentang nama, penamaan sesuatu. 
Dinges, "en?" setelah itu, maknanya, alasannya. 
eweh? siapa? hanya menanyakan tentang seseorang.

Kata-kata dan contohnya.

guru, guru
tuan, tuan
tabe, selamat
bara, dari, sudah
pisang, pisang
dia, tidak
jaton (dia aton), tidak berada disana; tidak
tuntang, dan; dengan

Narai jetoh? Ada apa ini?
Narai te? Apa itu? Kabon. Kebun. Kabon en? Kebun apa? Kabon pisang. Kebun pisang.
Aton guru? Apakah guru disana? Aton. Dia ada disana.
Aton lauk? Apakah ada ikan? Jaton. Tidak ada
Aton danum? Apakah ada air?
Aton oloh? Apakah ada orang? Apakah ada orang dirumah?
Eweh aton? Siapa disana?
Eweh ikau? Siapa kamu?
Eweh ie toh? Siapa ini?
Ie bara Banjar. Dia dari Banjarmasin.
Are tabe bara tuan N. N. Banyak salam dari Mr. N. N.
Tabe keton! Bersyukurlah

Ingat: Jika kata "eweh" berada setelah kata "oloh" maka pertanyaan tersebut menanyakan masalah keanggotaan suku. Oloh eweh ie toh? Oloh Ngaju. Orang mana dia ini? Orang Ngaju.

Sumber:
Epple, K.D (1933). Kurze Einführung in die Ngadjoe-Dajaksprache. Bandjermasin, Z. O. Borneo: Zendingsdrukkerij

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas